Cari Blog Ini

Senin, 30 November 2020

 Dilingkungan sekolah yang dapat memberikan kontribusi pada Visi guru maupun sekolah adalah




 Pemangku Kepentingan Internal

  • Orang Tua peserta Didik
  • Guru
  • Murid
  • Kepala Sekolah
  • Pengawas
  • Dinas Pendidikan 
  • Korwil

Pemangku Kepentingan Eksternal

  • Masyarakat  
  • Pemerintahan ( POLISI/ TNI, Puskesmas, pemerintahan Desa )

Minggu, 01 November 2020

KESIMPULAN DAN REFLEKSI FILOSOFI PENDIDIKAN KI HAJAR DEWANTARA

 

Berbicara mengenai pendidikan Indonesia, tidak terlepas dengan sosok Ki Hajar Dewantara atau bernama asli, R.M. Soewardi Soerjaningrat yang merupakan Bapak Pendidikan Nasional. Hal ini merupakan dasar pembuatan video pembelajaran dengan isi refleksi filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara. 


 ðŸ‘‡ðŸ‘‡ðŸ‘‡ðŸ‘‡ðŸ‘‡ðŸ‘‡ðŸ‘‡ðŸ‘‡ðŸ‘‡ðŸ‘‡ðŸ‘‡ðŸ‘‡ðŸ‘‡ðŸ‘‡ðŸ‘‡ðŸ‘‡ðŸ‘‡ðŸ‘‡ðŸ‘‡ðŸ‘‡ðŸ‘‡ðŸ‘‡ðŸ‘‡ðŸ‘‡ðŸ‘‡ðŸ‘‡ðŸ‘‡ðŸ‘‡ðŸ‘‡ðŸ‘‡ðŸ‘‡ðŸ‘‡ðŸ‘‡ðŸ‘‡ðŸ‘‡ðŸ‘‡ðŸ‘‡ðŸ‘‡ðŸ‘‡ðŸ‘‡ðŸ‘‡



Pemikirannya yang sangat maju, terutama kepada kalangan bumiputra saat itu menjadikan ia sebagai tokoh nasional yang sangat berpengaruh dalam dunia pendidikan kita.

Sebagai tokoh yang hidup dalam masa penjajahan kolonial, Ki Hajar Dewantara tentu turut merasakan pendidikan kolonial Belanda yang menjatuhkan martabat bumiputra. Karenanya, bagi Ki Hajar Dewantara, pendidikan haruslah memerdekakan kehidupan manusia. Pendidikan mesti disandarkan pada penciptaan jiwa merdeka, cakap dan berguna bagi masyarakat.

Akar pendidikan Ki Hajar Dewantara menempatkan kemerdekaan sebagai syarat dan juga tujuan membentuk kepribadian serta kemerdekaan batin bangsa Indonesia agar peserta didik selalu kokoh berdiri membela perjuangan bangsanya.

Hal itu dikarenakan kemerdekaan menjadi tujuan pelaksanaan pendidikan, maka sistem pengajaran haruslah berfaedah bagi pembangunan jiwa dan raga bangsa. Untuk itu, di mata Ki Hajar Dewantara, bahan-bahan pengajaran harus disesuaikan dengan kebutuhan hidup rakyat.

Bagi Ki Hajar Dewantara, pendidikan tidak boleh dimaknai sebagai paksaan. Ia menginginkan peserta didik harus mengunakan dasar tertib dan damai, tata tenteram dan kelangsungan kehidupan batin, kecintaan pada tanah air menjadi prioritas. Karena ketetapan pikiran dan batin itulah yang akan menentukan kualitas seseorang.

 Hal-Hal Yang Diperoleh Melalui Modul Konsep Pendidikan Ki Hajar Dewantara Di Sekolah

1. Peserta didik, 

a. Setiap anak adalah manusia yang dilahirkan berbudi pekerti, Seperti; Cipta, Rasa, Karsa dan raga.

b. Setiap anak lahir dengan kodrat alamnya masing-masing, 1) kodrat alam, yaitu kodrat yang telah dibawa manusia sejak lahir. 2) kodrat zaman merupakan kondisi yang terus berubah dari waktu sesuai perkembangan zaman.

c. Setiap anak adalah unik dan istemewa

d. Setiap anak adalah bibit-bibit kebudayaan dan peradapan

 

2. Pendidik

Guru(pendidik) adalah petani di ladang kehidupan, dimana para siswa adalah bibit-bibit kehidupan tersebut yang harus memiliki kepribadian keteladan seperti kalimat "Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani”

Ing Ngarsa sung Tuladha ; ing(di), Ngarsa(depan), sung(jadi), Tuladha(contoh/panutan) makna: Di Depan menjadi Contoh atau Panutan

Ing Madya Mangun Karsa ; ing(di), Madya(tengah), mangun(berbuat), Karsa(penjalar) makna: Di tengah Berbuat Keseimbangan atau Penjalaran

Tut Wuri Handayani ; Tut(di), Wuri(berbuat/mengelola), Handayani(Dorongan) makna: Di Belakang membuat Dorongan atau Mendorong

  

3. Metode belajar dengan Metode Among

Among memiliki makna menjaga kelangsungan hidup batin peserta didik dengan mendampingi dan mengarahkan. Bukan hanya membiarkan perkembangan batin peserta didik namun juga menjaga agar keadaaan batin peserta didik tetap dalam keadaaan baik.

 

4. Prinsip memandang kebudayaan

Seperti, memiliki Asas trikon, Kontinuitas, Konvergensi, dan Konsentris

BLOG ARCHIVE